Thursday, December 27, 2012

Rangkaian Elektonika Sederhana


  • Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer 


Amplifier 24 Watt Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt ini dibangun menggunakan ICTDA1516BQ yang disusun BTL dan untuk bagian filter low pass pada Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt ini menggunakan OP-Amp TL072. Level sinyal yang akan dikuatkan oleh Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt ini diatur oleh P1 dan seting center frekuensi low pass filternya dapat diatur dari potensiometer P2. Fungsi SW1 pada Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt ini adalah untuk memilih phase, yaitu ingin dibalik phasenya atau tidak. Rangkaian subwoofer amplifier 24 watt ini membutuhkan supply tegangan +14.5 VDC. Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Wattsecara lengkap dapat dilihat pada gambar rangkaian berikut. Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt




Daftar Komponen Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt 

  • P1 10K 
  • P2 22K 
  • R1,R4 1K
  •  R2,R3,R5,R6 10K 
  • R7,R8 100K 
  • R9,R10,R13 47K 
  • R11,R12 15K R14,R15,R17 47K 
  • R16 6K8 R18 1K5 
  • C1,C2,C3,C6 4µ7 25V 
  • C4,C5 68nF C7 33nF 
  • C8,C9 220µF 25V 
  • C10 470nF 63V 
  • C11 100nF 63V 
  • C12 2200µF 25V 
  • D1 LED 
  • Q1,Q2 BC547 
  • C1 TL072 
  • IC2 TDA1516BQ 
  • SW1 DPDT 
  • SW2 SPST 
  • SPKR 4 Ohm

Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt diatas cukup sederhana dan sering digunakan pada amplifier subwofer mobil dengan daya rendah. Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt ini juga sering digunakan untuk membuat speaker aktif untuk komputer.


  • Rangkaian Pemancar FM 2 Transistor 


Rangkaian pemancar FM pada gambar berikut dibuat mengunakan 2 bauh transistor BC458. Rangkaian pemancar FM ini bekerja pada range frekuensi FM broadcast 88MHz – 108 MHz. Rangkaian pemancar FM 2 transistor ini memiliki jarak pancar hingga jarak 20 – 30 meter. Untuk mengoperasikan rangkaian pemancar FM 2 transistor ini diperlukan sumber tegangan DC +9 volt yang dapat diberikan melalui power supply maupun batere. Rangkaian pemancar FM 2 transistor ini cukup sederhana dan dapat mudah untuk dirakit. Untuk merakit rangkaian pemancar FM 2 transistor ini dapat dilihat gambar skema rangkaian berikut.





Pada rangkaian pemancar FM 2 transistor diatas menggunakan sebuah lilitan yang harus dibuat sendiri menggunakan koker 5 mm denganinti ferit dan kawat email 0,5 mm yang dililit sebanyak 7 lilitan pada koker tersebut. Fungsi lilitan L1 pada rangkaian pemancar FM 2 transistor ini adalah untuk menentukan frekuensi kerja rangkaian pemancar, untuk memilih frekuensi kerja dapat dilakukan dengan memutar ferit pada lilitan L1 tersebut pada range frekuensi yang diinginkan. Rangkaian pemancar FM 2 transistor pada gambar diatas menggunakan input berupa microphone elektret. Aplikasi dari rangkaian pemacar FM 2 transistor ini dapat digunakan sebagai wireless microphone FM ataupun sebagai pengirim sinyal ke penerima radio FM. Walaupun rangkaian pemancar FM ini hanya mampu memancarkan maksimum 30 meter, namun untuk mengaktifkan rangkaian pemancar FM 2 transistor ini perlu diperhatikan frekuensi kerja yang digunakan agar tidak mengganggu penerimaan pemancar FM broadcast yang lain, sehingga perlu ditentukan dahulu frekuensi yang kosong baru seting frekuensi kerja dari rangkaian transmitter FM 2 transistor ini.

  • Rangkaian Lampu Flasher Elektronik 

Rangkaian lampu flasher elektronik ini dapat digunakan untuk membuat lampu fariasi atau lampu hias. Pada gambar dibawah lampu yang dipasang pada rangkaian dapat berupa LED maupun lampu DC. Rangkaian flasher ini berfungsi untuk membuat nyala lampu berkedip dengan periode nyala dan padamnya lampu flasher yang dapat ditentukan. Rangkaian lampu flasher sering digunakan sebagai pengganti flasher mekanik pada lampu sein sepeda motor atau mobil. Kelebihan pengunaan flasher elektronik seperti pada gambar dibawah adalah tidak terdapat bunyi relay dan tidak menimbulkan noise EMF pada sistem audio. Rangkaian lampu flasher elektronik ini dapat dibuat dengan sedikit komponen seperti pada gambar berikut. Gambar Rangkaian lampu Flasher Elektronik

Rangkaian lampu flasher elektronik,membuat lampu fariasi,lampu hias,Rangkaian flasher,lampu flasher,Rangkaian lampu flasher,flasher elektronik,Gambar Rangkaian lampu Flasher Elektronik,Komponen Lampu Flasher Elektronik,rangkaian flasher elektronik,harga flasher elektronik,jual flasher elektronik,modul flasher elektronik,kit flasher elektronik,membuat flasher elektronik,cara buat flasher elektronik,cara pasang flasher elektronik,harga lampu flasher,jual lampu flasher,kit lampu flasher,PCB lampu flasher,memperbaiki lampu flasher,cara memperbaiki lampu flasher

Daftar Komponen Lampu Flasher Elektronik
  •  R1 = 6K8 
  • R2 = 270K 
  • R3 = 22K 
  • C1 = 220µF   25V 
  • C2 = 10µF   25V 
  • D1 = 1N4002
  • Q1 = BC557 
  • Q2 = BD139 
  • LP1 = 3-24V 10W 
  • SW1 = On-Off switch 
  • B1 =  3-24V
Rangkaian lampu flasher elektronik pada gambar diatas dapat digunakan untuk mengendalikan nyala lampu dengan tegangan kerja dari 3 volt DC hingga 24 volt DC. Rangkaian lampu flasher ini dapat diaplikasikan sebagai lampu variasi ataupun pengganti flasher mekanik pada kendaraan bermotor maupun mobil. Rangkaian lampu flasher elektornik pada gambar diatas dibangun dengan 2 transistor NPN dan PNP. Waktu nyala dan padamnya lampu pada rangkaian flasher elektronik diatas ditentukan oleh waktu pengisian dan pengosongan kapasitor C2. Waktu pengisian dan pengosongan kapasitor C2 ditentukan oleh nilai kapasitor C2 tersebut dan arus pengisian yang dibatasi oleh resistor R2 dan R3. Semakin besar nilai kapasitor C2 dan nilai resistansi R2 dan R3 maka semakin lama waktu pengisian kapasitor C2 sehingga periode nyala dan padamnya lampu menjadi semakin lama. Untuk meningkatkan daya beban transistor Q2 dapat diganti dengan kemampuan daya yang lebih besar. Tipe transistor Q2 sebaiknya ditentukan berdasarkan beban (lampu) yang akan dikendalikan oleh rangkaian lampu flasher tersebut.


EmoticonEmoticon